What Are You Looking For?

 

Menurut pemeriksaan melalui pengisian kuesioner dan inspeksi intra oral yang dilakukan oleh surveyor didapati bahwa terdapat beberapa faktor penunjang terjadinya karies yang terjadi pada Ibu-ibu Potrowijayan. Faktor-faktor tersebut anatara lain faktor pola perilaku warga yang belum tergolong baik yaitu pada status cukup baik, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan. Untuk faktor lingkungan, seperti air minum yang digunakan dan konsumsi makanan sudah tergolong baik. Hanya saja terdapat suatu kebiasaan buruk yaitu makan dan minum makanan manis melekat dan tidak menggosok gigi atau berkumur setelah mengonsumsinya. Selain karies, kasus lain yang ditemukan pada responden adalah status kebersihan gigi dan mulut. Yang mana ditemukan karang gigi kurang lebih 3 sextan setiap respondennya.

Dari hasil kuesioner yang telah diisi pada saat wawancara, rata-rata responden sudah mengetahui bahwa salah satu penyebab gigi berlubang adalah plak. Yang mana plak merupakan lapisan gigi yang terdiri dari bakteri. Kebanyakan responden juga mengetahui bahwa menggosok gigi yang baik dan benar adalah minimal dua kali sehari yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur tetapi pada tindakannya mereka menggosok gigi bersamaan dengan mandi yang mana hal tersebut dianggap praktis oleh mereka.  Setiap responden juga telah mengetahui bahwa mengonsumsi sayur dan buah akan menjaga kesehatan gigi. Mereka juga paham bahwa memeriksakan gigi minimal 6 bulan sekali sangatlah penting, tidak baiknya menggunakan obat kumur secara sering, dan pemilihan bulu sikat gigi juga berpengaruh dalam menjaga kesehatan gusi dan kebersihan gigi.

Pada aspek sikap, seluruh responden bersikap setuju untuk tidak menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang sudah mekar. Rata-rata orang bersikap setuju untuk memeriksakan giginya minimal 6 bulan sekali. Tetapi, beberapa orang merasa ragu-ragu bahkan tidak memeriksakan giginya jika tidak ada keluhan. Sebagian dari responden setuju untuk tidak menggunakan tusuk gigi pada saat membersihkan sisa makanan, tetapi ada yang masih bersikap tidak setuju akan hal tersebut. Seluruh responden setuju untuk tidak menggunakan obat kumur setelah menggosok gigi terlalu sering, dan setuju untuk menggunakan pasta gigi dengan kandungan fluor. Kebanyakan warga bersikap setuju untuk membersihakn sela-sela gigi dengan benang gigi sebagian lagi tidak setuju karena dianggap berbahaya. Seluruh warga bersikap setuju untuk memilih bulu sikat yang halus atau medium untuk menggosok gigi.

Dalam tndakannya rata-rata responden menggunakan kedua sisi rahangnya untuk mengunyah makanan,tetapi ada beberapa yang masih menggunakan satu rahang saja dikarenkan kebiasaan, dan adapula dikarenakan salah satu rahang sakit untuk mengunyah. Beberapa responden sudah menggosok gigi dengan teknik yang benar, dan beberapa ada yang salah oleh karena itu dibutuhkan penyuluhan mengenai cara menggosok gigi. Kebanyakan responden akan pergi ke klinik gigi jika giginya merasa sakit, tidak secara rutin yaitu minimal 6 bulan sekali. Mereka menggosok gigi sebelum tidur tetapi terkadang terlupakan. Seluruh responden tidak pernah menggunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela giginya.

Beberapa responden tidak pernah merasakan sakit gigi. Mereka yang pernah merasakan sakit gigi rata-rata akan berobat ke puskesmas. Kondisi lingkungan para responden dapat dikatakan mendukung dalam hal menjaga kesehatan gigi. Mereka menggunakan air dari PAM, memiliki sikat gigi pribadi, menggunakan pasta gigi dengan kandungan fluor, mengonsumsi sayur dan buah serta ikan. Tetapi mereka masih memiliki bad habbit yaitu terkadang mengonsumsi permen dan makanan manis melekat dan setelahnya tidak menggosok gigi atau berkumur.

Pada faktor keturunan, para responden rata-rata memiliki orang tua dengan kondisi gigi karies dan gigi berjejal. Tentunya faktor perilaku, lingkungan, dan keturunan akan berhubungan dengan status kesehatan gigi atau keadaan intra oral responden.  

No comments

Postingan Populer

Translate

Total Tayangan Halaman

Followers